TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Suwandi, menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada bawang putih pada akhir 2021. Pernyataan ini disampaikan di tengah kondisi 95 persen kebutuhan bawang putih di dalam negeri saat ini dipenuhi impor.
Baca juga: Dapat Izin Impor Bawang Putih, Ini Rekam Jejak CV Sinar Padang
Suwandi optimistis karena upaya ini telah dimulai sejak 2018 ketika Kementan menggalakkan penanaman 11 ribu hektare lahan untuk benih bawang putih. Pada 2019, jumlahnya akan ditambah menjadi sekitar 20 hingga 30 hektare. “Pada 2019 ini sudah bisa swasembada benih bawang putih,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 19 April 2019.
Upaya ini, kata Suwandi, akan berlanjut hingga tahun 2021 dengan target luas lahan bawang putih menjadi 100 ribu hektare. Dengan begitu target swasembada bawang putih bisa dicapai pada akhir 2021 tersebut. “Tidak impor bawang putih,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahja Widayanti mengungkapkan bahwa impor bawang putih tak terhindarkan produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 5 persen kebutuhan nasional. Sehingga sisanya, sebanyak 95 persen, mau tak mau harus dipenuhi dengan bawang putih impor.
“Pasokannya berkurang karena semakin ke sini semakin berkurang,” kata Tjahja saat ditemui saat kegiatan peluncuran operasi pasar bawang putih oleh Kementerian Perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 18 April 2019.
Tjahja menjelaskan bahwa saat ini, rata-rata kebutuhan nasional bawang putih setiap bulannya mencapai 30 ribu ton atau 360 ribu ton setiap tahunnya. Sehingga dari data yang ada, Indonesia harus mengimpor setidaknya sebanyak 342 ribu ton setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
Suwandi menyadari kondisi ini. Menurut dia, impor bawang putih terpaksa dilakukan karena produksi dalam negeri saat ini difokuskan untuk dijadikan benih dan ditanam kembali. Sedangkan untuk menutupi kebutuhan yang ada dipasok dari stok yang tersisa dan impor.